Jumat, 28 Oktober 2016

Kesempatan yang Diberikan Tuhan

Di senja hari ini, aku bertemu dengan seseorang, dan dia mengatakan, "kenapa dulu kamu tidak ambil A, harusnya kamu ambil A, kalau dulu ambil A kan, besok bisa jadi ini dan itu, bisa dapat ini dan itu"... Simply, hatiku tidak ada sedikitpun kecondongan ke arah sana. Ataukah mungkin bisa jadi aku sedang tidak berpikir jernih dalam membuat keputusan saat itu, sehingga aku abaikan? Bisa jadi. Tapi sampai saat ini, sampai waktu telah berlalu hingga 5 tahun, tidak ada penyesalan sedikitpun dalam hatiku. Keputusanku tetap pada pilihanku. Sebuah pilihan yang mungkin orang memang tidak paham kenapa aku memutuskan memilihnya. Dan sekali lagi aku tidak menyesalinya.
Hal yang ku sesali adalah, ketika sudah diberikan suatu kesempatan, dan diri ini tahu dan sadar bahwa itu adalah sebuah kesempatan baik, tapi diri ini terlalu takut untuk mencobanya.
Aku tahu kau tidak paham kenapa aku memutuskan hal tersebut pada waktu itu kawan. Tapi, ketahuilah, ketika aku mengambil sebuah pilihanku sendiri, aku justru juga merasa bahwa aku mendapatkan kesempatan-kesempatan baik lainnya. Itulah kenapa aku tidak menyesalinya.
Jika aku mengambil jalan yang menurutmu mungkin tidaklah tepat, maka harusnya pun Tuhan akan segera mengembalikanku ke arah sana. Tapi aku merasa tidak demikian. Tuhan justru menunjukkanku sebuah hal baik ke arah pilihanku.
Kita memang tidak tahu, pilihan manakah yang terbaik. Tapi, bukankah mungkin lebih baik, kita ambil sebuah pilihan, dan jadikan pilihan itu adalah pilihan terbaik kita :) ?
Kenapa aku tidak menjelaskan langsung kepadamu panjang lebar? Karena aku sudah pernah menjelaskan alasan paling sederhana milikku kepadamu secara langsung, dan kau bahkan tidak mau memahaminya. Selain itu, aku juga tidak ingin berdebat denganmu. :)

Sabtu, 02 April 2016

Pembuka



Sungguh betapa sulit menguak isi hati. Seperti menimba air di sumur yang dalam, harus penuh kesabaran dan rela dengan seberapa yang didapat. Padahal, tidak ada satu sumur pun dapat ditimba air kata-katanya yang pantas untuk Sang Kekasih. Sumur begitu pemalu, begitu menutup diri. Ia lebih suka merahasiakan dirinya daripada memperlihatkan. Memang seperti itulah adatnya.
Sementara itu, air tak mungkin sama saat berada dalam wujud awan dengan saat berada di dalam lubuk hati sumur. Setiap air akan berasa seperti tanah tempat sumur menyimpannya.
Sama persis keadaannya dengan hatimu. Tak mungkin hatimu mampu menuturkan Sang Kekasih dengan semestinya. Dan hal ini sudah sejak awal engkau ketahui.
Tentu saja, engkau tidak tahu bagaimana akan bertutur kata tentang wanita cantik itu, tentang Sang Kekasih, tentang seseorang yang bernama Maryam. Dan dia adalah Maryam milikmu. Bukan Maryam yang turun dari langit...
Namun, engkau dapat menerka-nerka sosok Maryam dengan mengusapkan tanganmu pada hamparan jalan yang sepanjang abad dilewati penuh dengan linangan air mata, dengan meraba pada hamparan bebatuan besar dan kecil yang menutupinya, dengan menyapu debu-debu jalanan yang meninggalkan jejak tentang dirinya.
Kemudian, engkau melewati jalan yang penuh membawa kenangan itu dengan ribuan kali pertobatan. Oh tidak, tidak mungkin engkau akan melewatinya...
Tidak mungkin engkau akan melewatinya...
Tidak mungkin kekuatanmu cukup untuk melakukannya...
Cakrawala pengetahuan tentang  "hakikat sang kekasih" hanyalah yang berharga bagimu, meski tidak mungkin tergapai sebagaimana tingginya langit, meski begitu membuai bagaikan dimabuk cinta yang tidak diketahui. Tidak pernah pula terukur ambang batasnya.
Jika semua tentang dirinya menjadikan rasa ingin tahu yang begitu mengguncang, seluruh yang bercerita tentang dirinya telah membuat jari-jemari tanganmu gemetar. Jangankan sebuah hakikat, cerita penuh kebohongan dan gosip yang paling tidak mungkin sekalipun telah memberimu kekuatan untuk selalu mengejarnya.
Dan aku pun berlari.
Aku kumpulkan.
Aku perhatikan.
Dan aku pun menjadi urung kemudian.
Sampai aku bangkit, untuk mengumpulkan kembali.
Aku kumpulkan.
Dan aku kumpulkan.
Aku siapkan.
Namun, kemudian terlihat bahwa setiap pigura yang membingkai kenangan tentang dirinya terasa seperti sebuah ketidakadilan,aib, dan rasa tidak tahu diri.
Aku pun terdiam.
Hingga aku kembali tersentak dengan perasaan tidak sabar. Tidak sabar untuk segera menggoreskan tinta tentang sesosok wanita cantik itu.
Hingga remuk diriku, tercerai berai.
Kerdil diriku.
Kerdil hingga mendekati lenyap akibat luapan cinta. Inilah yang untuk sekali lagi aku ketahui. Sampai ia pun mengajariku bertatakrama seperti seorang malang yang ditempa untuk pengabdian. Mereka adalah  orang-orang sebelum kami. Yang bertanya kepada Syah, "Apa jadi seorang yang mencintaimu?" Mereka itu para pembantu dan budak Maryam yang menuliskan namanya pada bebatuan pegunungan demi mendapati sesosok dirinya pada setiap apa saja yang dilihatnya. Sementara itu, sebagian yang lain melukiskan sosok dirinya agar tidak pernah lupa dan meninggalkanya. Yang lain lagi mencoba melupakan guncangan cintanya dengan menuliskannya ke dalam bait-bait puisi seperti orang yang minum sampai mabuk tanpa bisa berbuat apa-apa.
Setiap disebut nama "Maryam", semua orang yang mencintainya, kita menyebutnya para penggilanya, tetap meniti jalan sekehendak mereka sendiri.
Sementara itu, diriku adalah orang baru.
Karena itu, aku lewati jalan mereka semua satu per satu tanpa pernah mengenal jemu. Aku kunjungi setiap mimbar kajian kitab-kitab lama, cerita-cerita terdahulu, kisah-kisah penuh hikmah, Perjanjian Lama dan Baru, Mazmur, Alquran Al-Karim, kasidah gubahan Daud as, Suhuf Idris as yang hilang berserakan, kitab-kitab tabir mimpi, zodiak, peta bintang, rintihan-rintihan para unta yang dengan sabar menarik pasungnya, kisah yang terucap dari penuturan buah zaitun tentang dirinya, cerita ikona, lukisan-lukisan, serta goresan-goresan karya kaligrafi. Aku dengarkan semuanya tanpa sedikit pun menyela untuk berbicara.
Kesemuanya adalah pengembara, ibarat dua mata buta yang jatuh ke dalam cinta buta.
Sampai selang beberapa lama aku dapati diriku seolah bersimpuh di depan tungki perapian mendengarkan penuturan cerita sepasang suami istri.
Siapakah diriku selain sebagai seorang tukang gosip?
Pudar wajahku dalam bayangan cermin di pasar perhiasan saat mencari seorang Maryam...
Ya... Cinta ini telah membuatku tidak tahu malu.
Hingga selang beberapa lama kemudian, saat aku lantunkan salawat ke haribaan baginda Muhammad SAW, kudapati diriku sadarkan diri. Sungguh ia telah menjadi puncak dan juga kain kafan bagiku. Telah menjadi satu kesatuan dalam kelahiran dan juga kematian dalam pengembaraanku. Tak lebih dari pekerjaan "merangkai" mengenang nama baginda Muhammad yang mulia.
Tak lagi diriku memiliki cara yang lain sehingga aku bergenggam erat kepadanya:
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala ali Sayyidina Muhammad...
 
Sibel Eraslan - Maryam

Note : is that made by me? No. Is it Romance? No, I think that it isnt romance that people always talk about. Did I troll you, reader? Maybe hahaha.  That made by Sibel Eraslan in the novel Maryam. Have you read that? Why I post this? Well.. Saat sedang membuka catatan lama yang berkerak di laptop, aku menemukan tantangan lama yang belum ku penuhi sampai saat ini. Sudah hampir satu tahun. Tantangan 180 hari. How could I forgot that? Hahaha. Sehabis membaca Maryam, pembuka surah Maryam, ku putuskan untuk ku post, sebagai pembuka, karena dalam novelnya tulisan tersebut juga sebagai pembuka. Maaf ya Bang, aku lupa tantangannya. Hahaha ...  Amunisi yang abang katakan satu tahun lalu aku sering kehilangan dan sering tidak menemukannya. Lalu sekarang bagaimana aku akan menemukannya? Target 1 book 1 week. Semoga bisa menjadi salah satu amunisinya. Oya, satu target ketika rahasia mim tersingkap belum ditemukan. Hmm adakah yang punya?

Jumat, 08 Januari 2016

Parents is a Gift

Kita tidak bisa meminta dilahirkan dari keluarga yang mana. Tidak bisa meminta lahir dari ibu ayah yang mana.
Karena itu merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Itu hadiah untuk kita.
Mereka selalu menyayangiku dan memperhatikanku.
Mungkin cara mereka membesarkanku tidak sebaik cara seperti orangtua lain.
Tapi Tuhan Yang Maha Mengetahui lebih mengetahui, mungkin ini adalah tempat terbaikku untuk tumbuh dan berkembang. Belajar bersabar dan belajar lebih dewasa.
Thanks God, Mom and Dad :)
FAMILY= Father and Mother I Love You