Senin, 10 Juli 2017

Different Position, Different Understanding (Part 2)

-Bagian Pertama-

Ada sedikit cerita pribadi.

Suatu ketika aku meminta bantuan kepada temanku. Awalnya temanku menyanggupinya. Namun kemudian akhirnya dia mengatakan kepadaku, bahwa dia tidak bisa membantu. Tidak hanya itu, dia menambahkan bahwa aku tidak mengerti posisinya, tidak mengerti keadaannya. Waktu itu aku juga ingin bicara balik bahwa dia juga tidak mengerti posisiku sampai aku minta bantuan kepadanya. Tapi mengatakan hal itu hanya akan menimbulkan perdebatan. Aku minta maaf kepadanya bahwa aku telah merepotkannya.
Tapi dipikiranku masih berputar-putar soal "mengerti posisi".

Pada waktu itu aku akui bahwa aku kesal. Kesal karena dia mengatakan aku tidak memikirkan posisinya. Kesal karena dia juga tidak memikirkan posisiku.
Tapi kemudian aku mencoba untuk tenang.
Tenang.
Berpikir.
Ya.
Aku memang tidak mengerti bagaimana rasanya berada di posisimu karena aku memang tidak berada di posisimu.
Pun sebaliknya, kau juga tidak mengerti aku karena kau juga tidak berada dalam posisiku saat itu.

Aku salah. Aku salah telah kesal.
Kalau dipikir ulang, benar waktu itu aku egois. Meminta bantuan tanpa memikirkan keadaannya. Aku tidak pernah tahu bagaimana perasaanmu sampai kau mengatakannya.

Bagi beberapa orang mungkin itu termasuk bantuan sepele waktu itu. Tapi kejadian itu membuatku berpikir panjang.
Jangan marah. Janganlah kesal dulu.
Tetaplah tenang.

Bukankah banyak hal terjadi?
Ketika seseorang melakukan A, B, C, D (cth menolak membantu, marah-marah ke kita tanpa sebab) kemudian kita marah-marah, kesal, heran, bingung, kemudian malah suudzon dsbg. Hey! Tahan!
Bukankah kita tidak berada di posisinya?
Kita tidak pernah tahu bagaimana perasaannya saat itu, bagaimana keadaannya saat itu. Kita tidak tahu.
Dia melakukan A, B, C, D itu bisa jadi karena banyak faktor atau berbagai dorongan hingga dia melakukan A, B, C, D.
Beri dia waktu untuk tenang. Dan kita juga harus tenang. Susah memang mengendalikan emosi. It's difficult but lets try to control emotion. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar